Allah menciptakan para setiap
hamba agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap
makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada –Nya. Namun, mereka
justru banyak yang menyembah dan
bersyukur kepada selain Dia.
Tabiat untuk mengingkari,
membangkang, dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa
jiwa manusia. Karena itu, Anda tak perlu heran dan resah bila mendapatkan
mereka mengingkari kebaikan yang pernah Anda berikan, mencampakkan budi baik
yang telah Anda tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah Anda persembahkan.
Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi Anda dengan sangat keji dan
membenci Anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah
justru karena Anda telah berbuat baik kepada mereka.
(Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah
dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka.)
(QS. At-Taubah: 74)
Karena itu, siapa saja yang
kebaikannya diabaikan dan dilecehkan
oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua
itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan
pahala dari Dzat Yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna.
Ajakan ini bukan untuk menyuruh
Anda meninggalkan kebaikan yang telah Anda lakukan selama ini, atau agar Anda
sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar
Anda tak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka
atas semua kebaikan yang telah Anda perbuat. Dan janganlah Anda pernah bersedih
dengan apa saja yang mereka perbuat.
Berbuatlah kebaikan hanya demi
Allah semata, maka Anda akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh
kebencian mereka, dan tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji mereka.
Anda harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang
di sekitar Anda berbuat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih
baik dari tangan yang di bawah.
(Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan
dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.)
(QS. Al-Insan: 9)
Masih banyak orang berakal yang
sering hilang kendali dan menjadi kacau pikiranya saat menghadapi kritikan atau
cercaan pedas dari orang-orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah belum
pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku
golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan:
(Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya,
dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah
berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.
Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu
mereka kerjakan. )
(QS. Yunus: 12)
Anda tak perlu terkejut manakala
menghadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, lalu ia memakai pena itu untuk
menulis cemoohan kepada Anda. Dan Anda tak usah kaget, bila orang yang Anda
beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu
ke kepala Anda. Itu semua adalah watak
dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada
Penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja
mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan Anda.
Sumber: Buku La Tahzan karya DR. Aidh
al-Qarni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar